Sayur asin adalah makanan favorit saya sejak kecil. Di Pasuruan sayur asinnya top markotop, disajikan pakai pincuk daun pisang, dipotong potongkan, dengan kuah sayur asin dari tajin beras, plun petis hitam dengan cabe rawit yang beraroma khas ketika semuanya dikunyah dalam goyangan lidah kita. Hmm, bagi yang suka asam-asam sudah pasti produksi air liurnya akan meningkat deras, hahahaha…
Kali ini hari ahad, tidak ada yang dimakan kecuali pisang dan kacang hijau. Semalampun tidak sempat makan malam dan hanya menghabiskan kerak telur. Pagi ini alhamdulillah ada rizki sehingga bisa masak sayur asin kuah indomie. Sedikit modifikasi dengan menambahkan serei dan lengkuas biar tambah harum aromanya.
Dan hasilnya seperti photo diatas. Tak paya pakai nasi, yang penting seratnya masuk dahulu untuk melunturkan lemak lemak dalam badan. Kalau ada yang penasaran dan cari cara memasak sayur asin di Google atau Yahoo sudah pasti hubunganya dengan Bab 1, namun disini dijamin halalan toyyibah.
Posted with WordPress for BlackBerry.
Sesekali dibawa atau dikirim ke rumah dong pak, rasanya seperti apa?
SukaSuka
Asinan Bandung lagi muantaps boss!!
SukaSuka
Kira’in mah sayur Asem,, he,,he,,
Baru denger ada sayur asin,, kalo saya masak sayur keasinan hahaha,,
buat yang punya darah tinggi bahaya donk ni sayur,,, terus gimana kalo pengen,,,
SukaSuka
Selain sayur asem, sayur asin memang ada. Trus kalau masak sayur keasinan itu artinya dirimu minta segera dinikahkan. Sayur asin tidak ngaruh sama yang punya darah tinggi – lha wong sayurnya (sawi pahit) jadinya rasanya masam.
SukaSuka